Kuripan, Lombok Barat – Polsek Kuripan amankan Pembukaan Kegiatan Peresean Jagaraga Hebat Jilid II. Kegiatan ini rayakan HUT Desa Jagaraga ke-73 di Lapangan umum Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (29/7/2023).
Kapolsek Kuripan Iptu Sutrisno mengatakan, pengamanan berlangsung tertib dan lancar.
“Kami jamin keamanan dan ketertiban masyarakat, untuk antisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Juga telah berkoordinasi dengan pihak desa, panitia, dan tokoh masyarakat,” katanya.
Penghulu Desa Ustadz Abdul Gapur baca doa awali acara dengan khidmat. Dalam pembukaan kegiatan, Joged dan Cepong tampil memukau. Atraksi ini nikmati oleh para tamu undangan.
Kades Jagaraga: Junjung Tinggi Solidaritas dan Kebersamaan
Kepala Desa Jagaraga, Muhammad Hasyim, ST, sampaikan rasa syukur atas tiga momen bersejarah. Dalam HUT Republik Indonesia ke-78, juga HUT Desa Jagaraga ke-73, dan pelantikan dirinya sebagai kepala desa Jagaraga.
“Terima kasih kepada donatur yang dukung perayaan HUT desa. Apresiasi kepada Paguyuban Panji Kartika yang dukung seni dan budaya peresean di desa Jagaraga. Harap masyarakat sejahtera, aman, dan tentram. Junjung tinggi solidaritas dan kebersamaan,” ucapnya.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Lombok Barat, H.L Muhammad Hakam, minta maaf atas absennya Bupati Lombok Barat yang ada kegiatan lain. Ia hadir wakili bupati dalam acara tersebut.
“Apresiasi tinggi kepada Kepala Desa Jagaraga yang kreatif rayakan tiga momen bersejarah. Kegiatan ini edukasi generasi muda tentang seni dan budaya. Imbau masyarakat jaga kebersamaan dan solidaritas dalam bingkai persatuan,” tuturnya.
Kepala Desa Jagaraga dan Kepala Dinas PMD Kabupaten Lombok Barat buka secara simbolis acara tersebut.
Peresean rayakan HUT Desa Jagaraga ke-73 dengan pertandingan seru antara 5 orang pepadu peresean. Antara lain dari Paguyuban Angin Ribut lawan Paguyuban Sinar Kuripan.
Peresean Jagaraga Hebat Jilid II tarik utama perayaan HUT Desa Jagaraga. Masyarakat dan tamu undangan ramaikan acara dengan semangat dan gembira.
Peresean adalah tradisi pertarungan antara dua lelaki bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau (ende). Tradisi ini lakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia1. Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok2.